Wartacakrawala.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram Dari Rumah (KKN MIT DR) ke-12 UIN Walisongo menggelar webinar “Implementasi Nilai-nilai Dakwah Walisongo Melalui Media Pendidikan dan Kebudayaan”. Acara ini berlangsung pada hari, Kamis (05/08).
Webinar kali ini mengundang narasumber yang sangat berkompeten dibidangnya, yaitu Dr. Hj. Naili Anafah, S.H.I., M.Ag. yang mana beliau merupakan Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang. Acara dilaksanakan menggunakan platfrom Zoom Meeting dan dihadiri kurang lebih 90 mahasiswa dari berbagai Universitas dan kalangan.
Selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Kelompok 21, Ulin Nihayah, M.PD.I memberikan sambutan pada acara ini. Dalam sambutannya, ia menyapa semua partisipan dan menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada semua peserta yang hadir dan terlibat. Kemudian di lain hal beliau menjelaskan dalam sambutannya, bahwasannya kegiatan webinar ini dilaksanakan atas inisiasi program kegiatan KKN MIT DR ke-12 oleh kelompok 21.
Dalam sambutanya, Ulin Nihayah, M.Pd.I. menyampaikan bahwa sebagai generasi muda harus mampu melestarikan warisa budaya dari Walisongo dan juga harus bisa berinovasi untuk membuat dakwah itu menarik dan mampu diterima pada masa kini.
Baca juga: Gelar Podcast Kebudayaan, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Kenalkan Strategi Dakwah Walisongo
Webinar ini dimoderatori oleh Muhammad Rafik Anwar, mahasiswa KKN MIT DR ke-12 kelompok 21 berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam. Dalam penyampaiannya, narasumber menjelaskan terkait awal mula Islam masuk ke Indonesia dan pulau jawa. Islam sangat berkembang pesat di Pulau Jawa, ini semua berkat peran dakwah Walisongo yang melakukan dakwah dengan berbagai macam pendekatan dan metode dakwah yang mampu diterima di seluruh lapisan masyarakat. Sehingga, masyarakat pada zaman dulu sangat simpatik terhadap dakwah Walisongo. Dan dengan berjalannya waktu, masyarakat akhirnya memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat yang berarti resmi beragama Islam.
“Wali sembilan itu mempunyai pendekatan dan metode dakwah yang berbeda-beda. Diantaranya media dakwah hikmah, mauidzah hasanah, pendekatan tokoh, pembagian wilayah, perdagangan, ekonomi, pendidikan, karya seni, sastra, dan budaya Jawa,” ambung narasumber.
Narasumber memaparkan bahwa metode pendekatan dakwah Walisongo dibagi menjadi dua, yaitu metode pendekatan non kompromis (putihan) artinya bahwa ajaran Islam yang di dakwahkan kepada masyarakat Jawa benar-benar sesuai dengan ajaran Islam yang telah di dakwahkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada masyarakat Arab. Yang menggunakan metode ini antara lain Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, dan Sunan Giri. Sedangkan metode pendekatan kompromis (abangan) dengan metode infiltrasi yaitu memadukan budaya dengan ajaran Islam, yang menggunakan metode ini adalah Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, dan Sunan Muria. Sedangkan dakwah melalui pendidikan pesantren dilakukan oleh semua Walisongo.
“Kita sebagai generasi muda mempunyai tanggung jawab yang sangat besar yaitu melanjutkan perjuangan dakwah Islam yang mampu diterima di masa kini, jadi tugas kita harus bisa bagaimana melakukan inovasi dakwah yang sangat menarik dan mudah diterima di masa kini,” ujar Narasumber mengakhiri pemaparan materinya.
Setelah penyampaian materi selesai seperti biasanya dilanjutkan dengan sesi diskusi tanya jawab seputar tema yang diangkat dalam webinar kali ini. Para partisipan sangat antusias dalam bertanya dan ingin mendapatkan ilmu dari jawaban narasumber yang ahli dalam bidangnya. Memasuki penghujung acara yaitu foto bersama antara narasumber dan peserta yang hadir pada saat acara webinar tersebut. (*)