Atribut tersebut dipesan dan merupakan utang. Di sinilah letak kesalahan manajemen kegiatan dan akar dari persoalan yang terjadi.
Bukan seperti apa yang diberitakan di berbagai media massa dengan ragam judul yang suram dan berpotensi menyesatkan pandangan khalayak, di antaranya, “penggelapan uang seminar, nilep uang” dan sebagainya.
Kami sadar bahwa negara ini adalah negara hukum, kami sangat menghargai proses hukum yang sementara berjalan meski mengakibatkan saudara kami telah ditahan oleh aparat penegak hukum.
Perlu ditegaskan pula, bahwa sedari awal sampai dengan saat ini saudara kami tetap beriktikad baik dan masih terus berkomunikasi dengan vendor untuk menyelasaikan utang yang masih tersisa serta vendor yang selalu bijaksana dan terus mendukung saudara mahasiswa tersebut terhadap persoalan ini.
Sebelumnya saudara kami sudah membayar kurang lebih Rp7.000.000, sehingga sisa utang tersebut masih sekitar Rp103.000.000.
Kami mengenal baik saudara kami, dia adalah mahasiswa yang bertanggungjawab. Maka dengan perilaku beliau yang baik dan bertanggungjawab, tergerak hati kami untuk membantu meringankan dengan mengajak semua mahasiswa untuk kiranya berkenan ikut serta dalam aksi penggalangan dana “Seribu Rupiah, Humanity Action”.
Aksi kemanusiaan untuk dan atas nama mahasiswa ini murni sebagai bentuk dukungan dan dilakuan sebagai kepedulian kami kepada sesama mahasiswa, hati kami tergerak karena kami sadar bahwa tentang persoalan ini adalah murni kesalahan manajemen kegiatan.
Kami berpikir bahwa tidak semua masalah berujung penjara dan harus yang bersangkutan selesaikan sendiri. Di sisi lain, aksi ini pula lahir dengan pertanyaan yang sederhana, bagaimana jika kami di posisi rumit tersebut?
Kami masih percaya bahwa suara dan cita-cita terhadap sesama manusia masih selalu bergetar dan menyala. Sungguh wajib disyukuri karena kita masih bersama pada sesuatu yang penting dalam upaya membantu meringankan/memecahkan masalah yang membebani salah satu manusia yang juga merupakan sahabat/saudara kita dengan identitas yang identik, yakni mahasiswa. Hormat, cinta dan perjuangan selalu dan selamanya ada.
*)Penulis : Aldy Ibura, Koordinator Pusat BEM/DEMA Se Sulawesi