Wartacakrawala.com – Sebagai orang tua tentu akrab sekali dengan kondisi anak yang tiba-tiba menagis meraung-raung seolah tanpa kontrol. Kondisi ini akan terlihat semakin parah ketika anak melakukan hal yang berbahaya seperti mengamuk, memukul dan menendang.
Pada situasi ini tentunya orang tua dituntut untuk sabar mengahadapi kondisi anak. Belum lagi ketika anak mengalami tantrum tersebut saat berada ditempat umum atau saat acara penting.
Keadaan pada anak tersebut dapat disebut dengan tantrum atau yang lebih dikenal dengan tamper tantrum dalam istilah psikologis. Tantrum merupakan ledakan emosi yang tidak terkontrol pada anak-anak, normalnya pada usia 1 sampai 4 tahun.
Ketika tantrum anak akan lebih mudah menyalurkan emosi negatifnya dengan cara seperti berteriak, menangis, memukul, menendang, merusak benda yang terdapat disekitarnya serta dapat melukai dirinya sendiri salah satunya adalah dengan membenturkan kepalanya ketembok.
Baca juga: Musik sebagai Media Pengekspresian Emosi
Tentunya hal ini sangat berbahaya ketika hanya didiamkan saja atau bahkan menuruti tantrum anak dengan mudah karena penanganan yang tidak tepat malah akan membuat anak terbiasa tantrum untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
Seperti yang dijelaskan diatas, normalnya anak mengalami tantrum yakni pada usia 1 sampai 4 tahun namun ketika anak masih mengalami kondisi tantrum pada usia diatas 4 tahun maka ada kemungkinan anak tersebut mengalami ketidak matangan dalam regulasi emosinya, sehingga anak akan sering kali berperilaku implusif, hiperaktif dan sulit untuk ditenangkan. Ketika kondisi ini terjadi maka perlu adanya terapi yang diberikan untuk mengurang tantrum pada anak.
Behavioral therapist sekaligus content creator, Rezki Achyna mengungkapkan ketika anak dalam kondisi tantrum maka orang tua perlu melihat penyebabnya dengan cara berpatokan pada SATE. Tentu SATE yang dimaksud disini bukanlah sate makanan khas Indonesia yang dapat dimakan melainkan SATE disini adalah singkatan dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami tantrum.
S merupakan sensory/sentuhan
Pada bagian ini dapat diketahui kemungkinan anak mengalami tantrum dikarenakan merasa membutuhkan stimulan berupa sentuhan seperti pelukan, ciuman dan belaian dari orang yang ada disekitar
A merupakan attention/perhatian
Pada tahap ini kemungkinan anak dapat mengalami tantrum ketika merasa kurang mendapatkan perhatian atau mencari perhatian oleh karenanya anak akan menangis dan meraung-raung untuk mendapatkan perhatian dari sosok yang ada disekitarnya.